kita.

sampai malam yang entah keberapa hari ini; masih jatuh air mata dengan alasan yang sama; kita.

pun walau tidak akan ada lagi ‘kita’ setelah ini ; aku tidak peduli.

aku tidak,

memang tidak,

tapi,

ada bagian lain dariku yang masih;

masih mengingat besar kecil nya hal yang terjadi antara kita,

yang mungkin berusaha kau kubur dan lupa;

kita punya banyak rasa bahagia dan euforia sejak delapan tahun silam; tentang dua anak SMA yang memutuskan untuk berbagi manisnya senyum, dan lebarnnya tawa; pun memutuskan untuk berbagi pahitnya luka dan semua tanda tanya

kita punya banya perjuangan yang bisa diceritakan; sekecil dan sesederhana kau menungguku pulang sekolah setiap hari, mengantarku pun walau jauh dan lelah, mengusahakan apapun yang selalu tiba-tiba ku mau — atau hal-hal besar dariku yang cukup kita yang tau;

kita juga punya banyak rencana yang kita susun matang tentang hari esok dan hari tua; tentang apa yang harus aku atau kamu korbankan; tentang rintangan yang kita tau berat; tentang mimpu dan mimpiku; pun tentang anak perempuan,

ah,

tentang kita,

rasanya mungkin kau sudah lupa,

atau pura-pura,

tapi tentang kita.

aku masi enggan untuk lupa.

Makassar, 10 mei 2020.

//twxntysix//

Related posts:

Are you struggling to come up with compelling email copy that resonates with your audience and drives sales? Do you find yourself spending hours writing and revising emails, only to see disappointing…

We have many food outlets, office cafeteria, food delivery counters for working professional and yes there are food delivery systems that provide subscription too. We provide Lunch box to your…

Season 5 of The Centre for the Less Good Idea saw the exploration of the theatrical epic in the short form, as well as the possibilities of merging performance with virtual reality. This was my…